Jumat, 23 Maret 2012

ESEMKA



Esemka : Membuat atau Merakit?

Menulis tentang Esemka. Menurut saya masih banyak pelajaran dari mobil Esemka yang sedang heboh saat ini, yang mungkin perlu diluruskan kembali, agar nanti tidak terjadi kebohongan publik dan pembodohan masyarakat.
Membuat atau Merakit?
Membuat bisa didefinisikan proses untuk menciptkan produk atau sesuatu dari bahan mentah sampai menjadi produk/sesuatu yang langsung bisa digunakan ( mungkin ada definisi lain silahkan ). Merakit bisa didefinisikan proses membuat produk/barang dari bagian/komponen yang sudah ada sehingga menjadi produk jadi.
Nah dari definisi diatas bisa diaplikasikan pada mobil Esemka yang katanya semuanya “dibuat” oleh anak-anak SMK kecuali beberapa alat elektronik yang sebagian di impor. Dan sebagai bukti bahwa itu benar-benar buatan anak SMK, cetakan mesin dan segala sesuatunya ada di Solo Tekno Park, bisa dilihat sendiri disana, katanya.
Kalau memang itu benar, saya acungkan ke-4 jempol saya. Tapi apakah itu benar? Mereka katanya punya cetakan mesin, artinya mereka harus punya juga desain mesin. Nah pertanyaanya, apa iya anak SMK bisa mendesain mesin? Kalau memang anak SMK bisa merancang desain mesin, maka semua engineer pabrikan mobil terkemuka di dunia, mereka cuma sampah toh disini anak SMK bisa melakukannya? betul toh???
Kedua, yang namanya cetakan mesin, hasil cetakannya tidak bisa langsung digunakan, masih butuh proses yang panjang dengan ketelitian pengerjaan yang benar-benar presisi. Nah apakah mereka punya mesinnya? Apakah anak-anak SMK mampu mengoperaikan mesin-mesin tersebut?
Ketiga, mereka harus menguasai ilmu metalurgi. Untuk membuat mesin, tiap-tiap komponen menggunakan jenis besi/baja/aloy dengan spesifikasi tertentu, dengan tingkat kekerasan tertentu. Nah apakah meraka juga sudah punya ilmunya? Sudah laboratorium pengujiannya?
Keempat, merakit mesin. Merakit mesin mobil tidak sama dengan merakit sepeda. Merakit sepeda mungkin kunci inggris sudah cukup, merakit mesin mobil jauh lebih kompleks. Apakah mereka punya teknologi untuk merakit mesin tersebut? Belum lagi pemilihan baut, ring dan sebagainya, apakah benar anak SMK bisa melakukannya?
Itu baru dalam tahap mesin, belum pada komponen lainnya, yang menurut pengamatan kebanyakan orang meniru komponen mobil-mobil yang saat ini banyak dijalanan. Pertanyaannya apakah mobil Esemka yang meniru mereka atau mereka malah yang meniru mobil Esemka? Tanyakan pada rumput yang bergoyang …. :D.
Nah melihat sedikit paparan saya diatas dan pernyataan-pernyataan para petinggi Mobil Esemka yang memang komponen mesin dipesan di beberapa perusahaan di indonesia, yang artinya tidak dibuat sendiri, maka bisa disimpulkan bahwa mereka itu “Merakit” bukan “Membuat”.
Kalau mereka masih ngotot karena punya bukti berupa cetakan mesin, tanyakan juga desain mesinnya ada tidak? Kalau tdak punya desain mesinnya, ya sama juga bohong. Kalau cuma cetakan, mesin yang sudah jadi itu tinggal di gibs sudah jadi cetakan.
Disini saya tidak ingin melemahkan atau meremehkan atau menjelek-jelekkan mobil Esemka, tapi mohon kejujurannya. Supaya nanti jangan sampai membuat malu bangsa sendiri. Sudah kenceng berkoar-koar membuat, tapi ditanyakan mana desain mesinnya? ternyata tidak punya.

Studi Banding
Ketika saya menjadi mahasiswa, pernah studi banding ke Texmaco, sekitar tahun 2002. Texmaco saat itu memproduksi mesin Bus, Truck, Kapal dan lain sebagainya. Waktu itu saya melihat di divisi pembuatan mesin Bus dan Truck. Dikatakan bahwa desain mesinnya membeli lisensi dari mesin Mercedes.
Semua peralatan produksi disitu semua standar yang digunakan juga oleh pabrikan Mercedes. Canggih, semuanya serba digital. Laboratorium metalurginya sangat maju untuk menguji semua kekuatan logam. Semua pekerja disitu sudah sampai tingkatan engineer.



Desain mesin beserta detilnya, itu kalau dijadikan satu, tebalnya bisa ribuan halaman. Nah yang jadi pertanyaan, desain mesinnya sama, peralatan produksinya sama, tapi setelah dirakit terrnyata hasilnya tidak sama. Mesin Mercedes suaranya halus sedangkan mesin buatan Texmaco sangat bising dan getarannya luar biasa. Meski sudah dibandingkan secara detil dan proses produknya yang diperbaiki, tetap saja hasilnya tidak sama.
Nah studi banding ini mungkin bisa dijadikan suatu perbandingan untuk mencari titik temu apakah Mobil Esemka itu “Membuat” atau “Merakit”.

1 komentar: