Sabtu, 13 Oktober 2012

TELEMATIKA

I. 1. Definisi Telematika

Di dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Telematika. Kata istilah Telematika berasal dari istilah dalam bahasa Perancis yaitu TELEMATIQUE yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Istilah telematika merujuk pada hakekat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi media dan informatika.

Untuk penjelasan, Telematika dapat diartikan dengan singkat yaitu, tele (telekomunikasi), ma (multimedia), dan tika (informatika). Jadi, jika kita gabung akan menjadi telekomunikasi, multimedia dan informatika. Secara umum telematika merupakan bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.

I. 2. Perkembangan Telematika

Untuk di Indonesia, perkembangan telematika mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat. Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970 an sampai dengan tahun 10980 an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang waktunya adalah tahun 1990 an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai pada tahun 2000.

Bangsa Indonesia berusaha untuk tidak tertinggal dengan bangsa lain menyangkut telematika. Dengan dirintis oleh beberapa orang yang berdedikasi pada dun ia akademis, pengenalan dunia telematika mulai dilakukan seiring berkembangnya situasi politik dan ekonomi.

Dukungan politik pemerintah dengan berbagai kebijakannya, lebih menggairahkan telematika di Indonesia, dan tentunya industri, serta pengaruh luar negeri mengambil peranan penting disamping ketertarikan masyarakat yang membutuhkannya.

Perkembangan telematika di Indonesia mengalami peningkatan, sejalan dengan inovasi teknologi yang terjadi. Prospek ke masa depan, telematika di Indonesia pun memiliki potensi yang tinggi, baik itu untuk kemajuan bangsa, maupun pemberdayaan sumber daya manusianya.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang menyampaikan informasi satu arah maupun timbal balik dengan sistem digital.

I. 3. Teknologi Yang Digunakan Dalam Telematika

Fitur - fitur yang terdapat pada antarmuka pengguna Telematika :

1. Head Up Display System
Head Up Display (HUD) adalah suatu tampilan yang transparan dimana dia menampilkan data tanpa mengharuskan si user untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandang biasanya.

2. Tangible User Interface
Tangible User Interface (TUI) merupakan suatu antarmuka yang memungkinkan seseorang bisa berinteraksi dengan suatu informasi digital lewat lingkungan fisik.


3. Computer Vision
Computer vision yaitu suatu ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang melihat.

4. Browsing Audio Data
Browsing Audio Data merupakan metode browsing jaringan yang digunakan untuk browsing video/audio data yang ditangkap oleh sebuah IP kamera.

5. Speech Recognition
Speech Recognition ini dipakai untuk mengubah suara menjadi tulisan, dengan pengenal suara otomatis (automatic speech recognition) atau pengenal suara komputer (computer speech recognition) dengan sistem tadi komputer dapat mendeteksi sebuah suara yang mana dari suara tadi akan diubah menjadi tulisan.


6. Speech Synthesis
Speech Synthesis adalah hasil dari kecerdasan buatan dari pembicaraan yang dilakukan oleh manusia.


II. Harapan Kedepan Dengan Adanya Telematika

Perkembangan Telematika yang semakin canggih membuat mudah dalam pencarian informasi yang dibutuhkan. Harapan kedepannya dengan adanya Telematika yaitu, Telematika harus terus berkembang lagiagar dapat memudahkan masyarakat (user) dalam menjalankan segala aktivitasnya seiring dengan perkembangan teknologi di Indonesia.




Sumber : http://bahasapersatuan.wordpress.com/2010/11/10/teknologi-yang-terkait-antarmuka-telematika/

Jumat, 23 Maret 2012

DEFINISI DAN METODE PENALARAN

DEFINISI PENALARAN.

Pengertian Penalaran dari Berbagai Sumber:
1.      Berdasarkan e-learning gunadarma
Penalaran adalah bentuk tertinggi dari pemikiran. Secara sederhana penalaran dapat diartikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya.
2.      Berdasarkan Wikipedia
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
3.      Berdasarkan Kamus Besar Indonesia
a.  Cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran. Contoh : kepercayaan takhayul serta – yang tidak logis haruslah dikikis habis
b.    Hal yang mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman
c.     Proses mental dengan mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip

Pengertian Penalaran Menurut Para Ahli:
1.      Bakry (1986:1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
2.   Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
3.      Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.

PENALARAN INDUKTIF DAN INDUKTIF
penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar.
contoh penalaran induktif adalah :

kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata
:. setiap hewan punya mata
         


  penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistic.
penalaran induktif ini mengangkat 1 kasus untuk ditarik dalam kesimpulan umumnya. contohnya kurang banyak. dan meski penalaran induktif sudah kuat dengan contoh yang banyak, kesimpulan induktif yang dihasilkan pun masih bisa dipertanyakan keabsahannya. sementara lebih jauh, penulis blog ingin tahu apakah kesimpulan tersebut berlaku jika diaplikasikan kepada pihak lain, dalam hal ini kepada ulil.
          berbeda dengan penalaran Deduktif, penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan. contoh penalaran deduktif adalah :
Contoh
- semua hewan punya mata
- anjing termasuk hewan
:. anjing punya mata

KESALAHANPENALARAN

        Salah nalar dapat  terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa (1) kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas, (2) kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat, (3) kesalahan analogi.
2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan karena: (1) kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi; (2) kesalahan karena adanya term keempat; (3) kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan (4) kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
C. Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
D. Ciri- Ciri Penalaran :
1. dilakukan dengan sadar
2. didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui
3. Sistematis
4. terarah, bertujuan
5. menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru
6. sadar tujuan
7. premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh
8. pola pemikiran tertentu
9. sifat empiris rasional

DEFINISI DAN METODE PENALARAN

DEFINISI PENALARAN.

Pengertian Penalaran dari Berbagai Sumber:
1.      Berdasarkan e-learning gunadarma
Penalaran adalah bentuk tertinggi dari pemikiran. Secara sederhana penalaran dapat diartikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya.
2.      Berdasarkan Wikipedia
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
3.      Berdasarkan Kamus Besar Indonesia
a.  Cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran. Contoh : kepercayaan takhayul serta – yang tidak logis haruslah dikikis habis
b.    Hal yang mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman
c.     Proses mental dengan mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip

Pengertian Penalaran Menurut Para Ahli:
1.      Bakry (1986:1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
2.   Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
3.      Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.







METODE PENALARAN

Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

PENALARAN INDUKTIF DAN INDUKTIF
penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar.
contoh penalaran induktif adalah :

kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata
:. setiap hewan punya mata
         


  penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistic.
penalaran induktif ini mengangkat 1 kasus untuk ditarik dalam kesimpulan umumnya. contohnya kurang banyak. dan meski penalaran induktif sudah kuat dengan contoh yang banyak, kesimpulan induktif yang dihasilkan pun masih bisa dipertanyakan keabsahannya. sementara lebih jauh, penulis blog ingin tahu apakah kesimpulan tersebut berlaku jika diaplikasikan kepada pihak lain, dalam hal ini kepada ulil.
          berbeda dengan penalaran Deduktif, penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan. contoh penalaran deduktif adalah :
Contoh
- semua hewan punya mata
- anjing termasuk hewan
:. anjing punya mata

KESALAHANPENALARAN

        Salah nalar dapat  terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa (1) kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas, (2) kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat, (3) kesalahan analogi.
2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan karena: (1) kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi; (2) kesalahan karena adanya term keempat; (3) kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan (4) kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
C. Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
D. Ciri- Ciri Penalaran :
1. dilakukan dengan sadar
2. didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui
3. Sistematis
4. terarah, bertujuan
5. menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru
6. sadar tujuan
7. premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh
8. pola pemikiran tertentu
9. sifat empiris rasional

ESEMKA



Esemka : Membuat atau Merakit?

Menulis tentang Esemka. Menurut saya masih banyak pelajaran dari mobil Esemka yang sedang heboh saat ini, yang mungkin perlu diluruskan kembali, agar nanti tidak terjadi kebohongan publik dan pembodohan masyarakat.
Membuat atau Merakit?
Membuat bisa didefinisikan proses untuk menciptkan produk atau sesuatu dari bahan mentah sampai menjadi produk/sesuatu yang langsung bisa digunakan ( mungkin ada definisi lain silahkan ). Merakit bisa didefinisikan proses membuat produk/barang dari bagian/komponen yang sudah ada sehingga menjadi produk jadi.
Nah dari definisi diatas bisa diaplikasikan pada mobil Esemka yang katanya semuanya “dibuat” oleh anak-anak SMK kecuali beberapa alat elektronik yang sebagian di impor. Dan sebagai bukti bahwa itu benar-benar buatan anak SMK, cetakan mesin dan segala sesuatunya ada di Solo Tekno Park, bisa dilihat sendiri disana, katanya.
Kalau memang itu benar, saya acungkan ke-4 jempol saya. Tapi apakah itu benar? Mereka katanya punya cetakan mesin, artinya mereka harus punya juga desain mesin. Nah pertanyaanya, apa iya anak SMK bisa mendesain mesin? Kalau memang anak SMK bisa merancang desain mesin, maka semua engineer pabrikan mobil terkemuka di dunia, mereka cuma sampah toh disini anak SMK bisa melakukannya? betul toh???
Kedua, yang namanya cetakan mesin, hasil cetakannya tidak bisa langsung digunakan, masih butuh proses yang panjang dengan ketelitian pengerjaan yang benar-benar presisi. Nah apakah mereka punya mesinnya? Apakah anak-anak SMK mampu mengoperaikan mesin-mesin tersebut?
Ketiga, mereka harus menguasai ilmu metalurgi. Untuk membuat mesin, tiap-tiap komponen menggunakan jenis besi/baja/aloy dengan spesifikasi tertentu, dengan tingkat kekerasan tertentu. Nah apakah meraka juga sudah punya ilmunya? Sudah laboratorium pengujiannya?
Keempat, merakit mesin. Merakit mesin mobil tidak sama dengan merakit sepeda. Merakit sepeda mungkin kunci inggris sudah cukup, merakit mesin mobil jauh lebih kompleks. Apakah mereka punya teknologi untuk merakit mesin tersebut? Belum lagi pemilihan baut, ring dan sebagainya, apakah benar anak SMK bisa melakukannya?
Itu baru dalam tahap mesin, belum pada komponen lainnya, yang menurut pengamatan kebanyakan orang meniru komponen mobil-mobil yang saat ini banyak dijalanan. Pertanyaannya apakah mobil Esemka yang meniru mereka atau mereka malah yang meniru mobil Esemka? Tanyakan pada rumput yang bergoyang …. :D.
Nah melihat sedikit paparan saya diatas dan pernyataan-pernyataan para petinggi Mobil Esemka yang memang komponen mesin dipesan di beberapa perusahaan di indonesia, yang artinya tidak dibuat sendiri, maka bisa disimpulkan bahwa mereka itu “Merakit” bukan “Membuat”.
Kalau mereka masih ngotot karena punya bukti berupa cetakan mesin, tanyakan juga desain mesinnya ada tidak? Kalau tdak punya desain mesinnya, ya sama juga bohong. Kalau cuma cetakan, mesin yang sudah jadi itu tinggal di gibs sudah jadi cetakan.
Disini saya tidak ingin melemahkan atau meremehkan atau menjelek-jelekkan mobil Esemka, tapi mohon kejujurannya. Supaya nanti jangan sampai membuat malu bangsa sendiri. Sudah kenceng berkoar-koar membuat, tapi ditanyakan mana desain mesinnya? ternyata tidak punya.

Studi Banding
Ketika saya menjadi mahasiswa, pernah studi banding ke Texmaco, sekitar tahun 2002. Texmaco saat itu memproduksi mesin Bus, Truck, Kapal dan lain sebagainya. Waktu itu saya melihat di divisi pembuatan mesin Bus dan Truck. Dikatakan bahwa desain mesinnya membeli lisensi dari mesin Mercedes.
Semua peralatan produksi disitu semua standar yang digunakan juga oleh pabrikan Mercedes. Canggih, semuanya serba digital. Laboratorium metalurginya sangat maju untuk menguji semua kekuatan logam. Semua pekerja disitu sudah sampai tingkatan engineer.



Desain mesin beserta detilnya, itu kalau dijadikan satu, tebalnya bisa ribuan halaman. Nah yang jadi pertanyaan, desain mesinnya sama, peralatan produksinya sama, tapi setelah dirakit terrnyata hasilnya tidak sama. Mesin Mercedes suaranya halus sedangkan mesin buatan Texmaco sangat bising dan getarannya luar biasa. Meski sudah dibandingkan secara detil dan proses produknya yang diperbaiki, tetap saja hasilnya tidak sama.
Nah studi banding ini mungkin bisa dijadikan suatu perbandingan untuk mencari titik temu apakah Mobil Esemka itu “Membuat” atau “Merakit”.